Kiriman Member : Lina Ana
Suatu malam pasangan suami istri Wilson sedang
bersiap-siap untuk menghadiri sebuah pesta di kota...
lain. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh tepat, tapi
pengasuh bayi mereka belum datang juga. Mrs.Wilson melirik jam dinding dengan gelisah. Dia tidak
mungkin meninggalkan anaknya yang masih berumur
8 bulan seorang diri.
Dilain pihak, dia harus menghadiri pesta yang diadakan
oleh atasan suaminya. Apabila dia tidak hadir, itu sama
saja menghina undangan tersebut. Dia berjalan mondar-mandir didepan pintu dan
memandang keluar dengan gelisah.
Mr.Wilson turun ke ruang tamu dan merasa iba melihat
istrinya yang tampak gelisah.
''Bagaimana, Joanna? Apakah si pengasuh bayi itu akan
datang?'' tanyanya sambil mengambil posisi duduk. Istrinya menggelengkan kepala.
''Sepertinya dia tidak akan datang,'' jawabnya.
Wajah Mr.Wilson seketika tampak cemas.
''Lalu bagaimana? Kita sudah mengabari mereka kalau
kita akan menghadiri pesta itu malam ini?'' tukasnya
sambil menggelengkan kepala. Mrs.Wilson tidak menjawab.
Dia mengambil posisi duduk disamping suaminya.
Dia terdiam selama beberapa saat, memikirkan apa
yang harus mereka lakukan.
Dia tiba-tiba mendapat sebuah ide.
''Bagaimana kalau kita meminta tolong pada Mrs. Morty?'' serunya pada suaminya.
Mrs.Morty adalah wanita tua yang tinggal seorang diri
disebelah rumah mereka.
''Mrs.Morty?'' protes Mr.Wilson.
Wajahnya tampak sangsi.
''Iya, dia. Bagaimana menurutmu? Lagipula kita tidak akan lama di pesta itu''. Kata Mrs.Wilson.
Mr.Wilson melirik jam tangannya dengan gelisah.
''Tapi, dia kan sudah lanjut usia, sayang. Bagaimana
kalau terjadi apa-apa?'' tukasnya dengan kening
berkerut.
Mrs.Wilson melingkarkan tangan dibahu suaminya, bermaksud untuk menenangkannya.
''Tenang saja, sayang. Mrs.Morty wanita yang baik. Dia
memang sudah tua. Tapi semua akan baik-baik saja.
Apa sih yang bisa terjadi?'' kata Mrs. Wilson sambil
tersenyum.
Apa sih yang bisa terjadi? Dengan kata-kata terakhir itu, Mrs.Wilson lalu
mengangkat telepon dan menghubungi Mrs.Morty.
Tidak lama kemudian terdengar bel pintu berbunyi.
Mrs.Wlson membuka pintu lalu mempersilahkan
Mrs.Morty masuk.
''Saya minta maaf sudah merepotkan anda, Mrs.Morty'' kata Mrs.Wlson saat mereka berdua melangkah masuk
keruang keluarga.
''Oh tidak apa-apa. Saya senang bisa membantu
tetangga baik hati seperti anda berdua. Lagipula saya
suka dengan anak-anak'' jawab wanita itu.
Mr.Wilson mengamatinya dengan seksama. Mrs.Morty tampak begitu tua dan lemah. Rambutnya
yang telah memutih digelung rapi diatas kepalanya.
Kaca mata tebalnya membuatnya tampak seperti
seekor burung hantu yang sedih.
''Terima kasih, Mrs.Morty. Saya tidak tahu bagaimana
kalau anda tidak ada.'' sambut Mr.Wilson sambil mempersilahkan wanita tua itu duduk.
''Tenang saja... Anda menemukan orang yang tepat.
Pergilah... Semua akan baik-baik saja.'' tanya Mrs.Morty
sambil memandang berkeliling.
Mrs.Wilson naik ke lantai atas lalu mengambil Dave
yang sibuk bermain sendiri di boxnya. ''Hallo pria kecil!!'' kata Mrs.Morty begitu melihat Dave.
Mrs.Wilson menaruh Dave di pangkuan wanita tua itu.
''Dia baru saja makan. Sebentar lagi sudah waktunya
dia tidur'' ujarnya.
Mrs.Morty tertawa saat Dave meraba-raba wajah
tuanya yang telah berkeriput. ''Dia pria kecil yang menggemaskan.
Mr.Wilson memandang istrinya dan tersenyum.
''Oh iya, Mrs.Morty. Dave harus sudah ditidurkan pada
pukul sembilan nanti. Kalau tidak dia akan keasyikan
bermain'' kata Mrs.Wilson sambil mengamati Mrs.Morty
bermain dengan Dave. ''Oh baiklah... Pukul sembilan'' jawab Mrs.Morty sambil
melirik jam.
Mr.Wilson mengambil jasnya dan merogoh kunci mobil
disakunya. Dia memberi kode pada istrinya untuk
berdiri.
''Baiklah, Mrs.Morty. Kami pergi dulu. Kami akan kembali sebelum tengah malam.'' tukas Mrs.Wilson
sambil berdiri dan mengambil jasnya juga.
Wanita tua itu ikut berdiri dengan Dave dalam
pelukannya.
''Bersenang-senanglah...'' katanya sambil tersenyum.
Dia mengikuti pasangan Wilson ke pintu depan. ''Sekali lagi, Mrs.Morty. Terima kasih banyak atas
pertolongan anda'' kata Mrs.Wilson saat mereka sudah
berada di teras depan.
Mrs.Morty tersenyum sambil melambaikan tangannya.
''Tenang saja... Saya senang bisa membantu'' ujarnya.
Pasangan Wilson tersenyum lega merasa bersyukur bahwa Mrs.Morty adalah wanita yang baik.
''Oh iya, Mrs.Morty. Di dalam kulkas ada potongan
daging ayam yang sudah saya beri bumbu tadi sore.
Anda bisa memanggangnya di oven jam delapan nanti
jadi kita bisa makan bersama saat kami pulang nanti.''
kata Mrs.Wilson sambil membuka pintu mobil. ''Jam delapan... Baiklah'' kata wanita tua itu sambil
tersenyum lagi.
Pasangan Wilson pun berjalan menuju pesta itu dengan
perasaan lega bahwa anak mereka akan baik-baik
saja.
Pesta itu meriah sekali. Semua orang bersenang- senang. Mrs.Wilson tampak sibuk berbincang-bincang
dengan para istri rekan-rekan kerja suaminya.
Dia sudah lupa sama sekali dengan Mrs.Morty.
Saat jam dinding berbunyi sembilan kali, dia tiba-tiba
merasa ada sesuatu yang aneh. Seakan-akan udara
terasa berat dan sesak. Dia langsung teringat pada Dave dan Mrs.Morty. Rasa
cemas mulai menyelubunginya. Dia sudah mendengar
berita-berita perampokan dan penculikan yang sering
terjadi belakangan ini.
Dia meminjam telepon lalu menghubungi nomor
telepon rumahnya untuk memastikan semuanya baik- baik saja.
Tidak beberapa lama kemudian didengarnya suara
riang Mrs.Morty menjawab.
''Halo. Selamat Malam. Kediaman Keluarga Wilson.''.
''Halo, Mrs.Morty. Ini Joanna. Bagaimana keadaan
disitu? Baik-baik saja?''. ''Oh, Mrs.Wilson. Iya, semuanya baik-baik saja. Saya
sedang menonton televisi''.
''Oh syukurlah. Bagaimana Dave? Dia tidak rewel?''
''Oh Dave anak yang baik. Dia sangat lucu dan
menggemaskan.''.
Mrs.Wilson melirik jam yang menunjukkan pukul sembilan.
''Ah iya. Apa Dave sudah ditempat tidur? Apa dia sudah
tidur?''.
''Oh ya ampun... Saya lupa menidurkannya... Maafkan
saya.. Saya sibuk bermain dengannya''.
''Hahaha tidak apa-apa... Sekarang juga baru pukul sembilan. Anda tinggal membawanya ke dalam kamar
tidur. Taruh dia di dalam boxnya. Lalu mainkan kotak
musiknya. Dia pasti langsung terlelap''.
''Oh baiklah, Mrs.Wilson. Saya akan menidurkannya
sekarang''.
''Terima kasih, Mrs.Morty. Oh iya. Tolong panggang ayam di kulkas. Kami ingin makan bersama anda saat
pulang nanti''.
''Baiklah... Segera hehehe''.
''Jangan membuka pintu untuk orang asing,
Mrs.Morty.''.
''Tenanglah. Saya akan berhati-hati.''. ''Baiklah. Terima kasih, Mrs.Morty''.
''Sama-sama''.
Mrs.Wilson menutup teleponnya lalu kembali
bergabung dengan teman-temannya. Mereka
berbincang-bincang mengenai pekerjaan suami
mereka. Diam-diam Mrs.Wilson merasa tidak suka pada seorang wanita gemuk yang duduk didepannya. Sedari
tadi yang diomongkannya hanya harta suaminya dan
posisi suaminya yang tinggi di pekerjaan.
Mereka semua saling berpandangan apabila wanita itu
mulai berbicara. Dia tampak seperti gajah tua yang
malas. Kursinya berdecit-decit memprotes setiap kali dia bergerak.
Tepat jam sepuluh. Mrs.Wilson kembali merasa cemas.
Tadi mereka sempat menyinggung mengenai berita
perampokan dan penculikan di televisi. Mrs.Wilson lalu
memutuskan untuk menelepon rumahnya lagi untuk
memastikan Kembali terdengar suara riang Mrs.Morty menjawab.
''Halo. Selamat Malam. Rumah Kediaman Keluarga
Wilson''.
''Halo, Mrs.Morty. Ini saya, Joanne.''.
''Oh Mrs.Wilson. Bagaimana?''.
''Apakah semuanya baik-baik saja?''. ''Oh tenang saja, Mrs.Wilson. Semuanya baik-baik saja''.
''Apakah Dave sudah tidur???''.
''Oh ya ampun. Maafkan saya. Saya lupa sama sekali.
Saya akan segera menidurkannya sekarang''.
''Mrs.Morty anda baik-baik saja?''.
''Iya. Saya baik-baik saja. Saya memang sedikit pelupa. Saya sedang asyik bermain dengan Dave sambil
menonton tv. Acaranya bagus sekali''.
''Baiklah, Mrs.Morty. Pastikan semua pintu dan jendela
tertutup rapat. Jangan buka pintunya kalau anda tidak
tahu siapa yang mengetuk''.
''Baiklah, Mrs.Wilson. Saya minta maaf''. ''Tidak apa-apa, Mrs.Morty. Tolong tidurkan Dave
sekarang. Ini sudah lewat jam tidurnya''.
''Baiklah. Saya akan segera melakukannya''.
''Dan tolong panggang ayamnya di kulkas.''.
''Baiklah. Baiklah. Saya akan melakukannya sekarang''.
Begitu Mrs.Wilson menutup telepon, dia langsung mencari suaminya dan memaksanya untuk segera
pulang.
Mrs.Morty adalah wanita tua pikun yang hampir-hampir
tidak mengingat namanya sendiri. Bagaimana dia bisa
melindungi Dave apabila ada orang jahat yang masuk
ke dalam rumah mereka. Setelah pamit kepada semua orang, mereka lalu
segera meninggalkan tempat itu.
Diperjalanan, Mrs.Wilson tidak henti-hentinya bergerak-
gerak dengan gelisah di kursinya walaupun Mr.Wilson
berusaha menenangkannya.
Satu setengah jam kemudian mobil mereka bergerak pelan saat memasuki pekarangan depan rumah
mereka.
Mrs.Wilson langsung bergegas turun dari mobil dan
masuk ke dalam rumah.
Dia mendapati Mrs.Morty sedang asyik duduk
menonton tv diruang keluarga. Wanita tua itu menoleh dan tersenyum saat
melihatnya.
''Hai Mrs.Morty. Semuanya baik-baik saja?''.
Tanya Mrs.Wilson sambil menanggalkan jaketnya.
Wanita tua itu berdiri untuk menyambutnya sambil
tersenyum. ''Tentu saja semuanya baik-baik saja'' katanya.
Mrs.Wilson menarik napas lega.
''Dave sudah tidur?'' tanya Mrs.Wilson.
Mrs.Morty menganggukan kepala pada Mr.Wilson yang
baru saja masuk.
''Dia sudah tertidur dari tadi di kamarnya'' jawabnya. Mrs.Wilson tersenyum lega.
''Ah baiklah. Saya akan naik dan mengeceknya
sekarang. Anda tidak lupa memanggang ayamnya,
kan? Anda jangan pulang dulu. Setelah ini kita makan
malam bersama'' katanya.
Mrs.Morty menganggukan kepala. ''Oh tentu saja. Saya suka ayam panggang. Ayamnya
masih dipanggang di dalam oven'' katanya tersenyum.
Mrs.Wilson balas tersenyum.
''Sayang tolong periksa ayamnya di oven. Sudah
matang atau belum. Aku akan naik dan memeriksa
Dave'' katanya pada suaminya. Setelah itu dia lalu naik ke lantai dua untuk memeriksa
anaknya yang sedang tidur.
Saat dia membuka pintu kamar tidur Dave, suara musik
lembut dari kotak musik langsung terdengar.
Mrs.Wilson tersenyum.
''Mama sudah pulang, malaikat kecil'' bisiknya pelan agar tidak membangunkan Dave.
Dia melangkah dengan hati-hati mendekati box tempat
tidur anaknya dan terperanjat begitu melihatnya.
Dave tidak ada didalam box itu. Sepotong ayam yang
telah dikuliti tampak teronggok kaku diatas box itu,
dengan hanya diterangi cahaya samar dari lampu kecil disebelahnya.
Darahnya langsung membeku. Seluruh tubuhnya
bergetar hebat.
Mrs.Morty telah melakukan suatu kesalahan fatal!
Wanita tua pikun!!!!
Tiba-tiba didengarnya teriakan suaminya dari dapur lantai bawah.
''Oh ya Tuhanku.. Sayang... Sayang... Cepatlah kemari...
Ayamnya sudah gosong. Mrs.Morty lupa mematikan
ovennya!!!!''.
Sumber